Budidaya Ayam Buras



Sampai saat ini ayam buras masih mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan daging dan telur. Bagi pemiliknya ayam buras merupakan sumber penghasilan atau tabungan hidup yang sewaktu-waktu
dapat diuangkan. Bagi konsumen, ayam buras masih banyak dicari karena ciri khas rasa daging dan telurnya sebagai campuran jamu tradisional yang tidak boleh ditinggalkan.

Usaha tani ternak ayam buras banyak dilakukan oleh masyarakat DKI Jakarta, baik yang bersifat sambilan ataupun yang benar-benar ditekuni sebagai mata pencaharian. Produktivitas lahan dapat dicapai secara maksimal, karena meskipun lahan sempit tetapi bisa beternak dengan populasi tinggi. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan kandang baterai (bertingkat) dan pemberian pakan yang memadai. Pada pemeliharaan dengan sistem ayam dikandangkan (intensif) penyediaan pakan tergantung pada peternaknya.

Ini artinya bahwa peternak menyediakan seluruh kebutuhan pakan baik jumlah maupun mutunya sehingga mencukupi kebutuhan gizi ayam buras. Dengan demikian ayam buras akan dapat berproduksi lebih baik.
Dalam usaha ternak ayam buras biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan pakan paling besar yakni (60-80%) dari seluruh komponen biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk menghemat biaya ransum dapat disusun sendiri oleh peternak dari bahan-bahan pakan yang mudah didapat disekitar kita, murah harganya tetapi memenuhi kebutuhan gizinya. 

Bioteknologi yang terus berkembang menghasilkan sejenis probiotik yang berasal dari mikroba rumen. Probiotik ini berfungsi untuk memecahkan selulosa, hemiselulosa, lignin protein serta lemak sehingga ransum yang dikonsumsi lebih mudah diserap oleh usus. Disamping itu bau kotorannya menjadi berkurang. Hal ini cocok dengan kondisi wilayah DKI Jakarta dimana peternak berlokasi didaerah padat penduduk.
Bibit
Ciri-ciri bibit yang baik:
1. Ayam jantan
  • Badan kuat dan panjang.
  • Tulang supit rapat.
  • Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
  • Paruh bersih.
  • Mata jernih.
  • Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
  • Terdapat taji.
2. Ayam betina (petelur) yang baik
  • Kepala halus.
  • Matanya terang/jernih.
  • Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
  • Paruh pendek dan kuat.
  • Jengger dan pial halus.
  • Badannya cukup besar dan perutnya luas.
  • Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
  • Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.

Pemeliharaan
Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan:
  1. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari pakan sendiri).
  2. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
  3. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).
Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :
  1. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 – 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
  2. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 – 20 minggu.
  3. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (± 2 tahun).
Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.
Perkandangan
1. Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan rumah minimal 5 m, lingkungan tidak lembab, mendapat sinar   matahari pagi dan pertukaran udara yang baik.
2. Ukuran kandang
Tiap meter persegi dapat menampung:
  • 2 induk dan 15 – 18 ekor anaknya
  • 25 – 28 ekor anak ayam yang disapih
  • 14 – 16 ekor dara
  • 6 – 8 ekor induk
  • 5 – 6 ekor pejantan
3. Bentuk Kandang
  • Kandang postal yaitu lantai dilapisi litter yang terdiri dari jerami, serbuk gergaji dan kapur setebal + 15 cm.
  • Tenggeran
  •  Indukan
Pakan
Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral dan air. Adapun konsumsi pakan adalah sebagai berikut:
  1. Anak ayam dara 15 gram/hari
  2. Minggu I-III 30 gram/hari
  3. Minggu III-V 60 gram/hari
  4. Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari
  5. Induk 100 gram/hari
Pemberian pakan:
  1. Anak ayam mulai menetas sampai umur 4 minggu diberkan makan halus.
  2. Ayam dewasa diberikan dalam bentuk lebih besar/ biji-bijian dalam jumlah 70 – 90 gram/ekor/hari.
Pemberian pakan di lakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air minum diberikan setiap saat.
Penyakit dan Pencegahan
1. ND = Necastle Desease = Tetelo
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
2. Cacingan
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
3. CRD (pernafasan)
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
4. Berak Darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024% untuk 3 – 5 hari.
5. Pilek
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 – 7 hari.
6. Cacar
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.
Pengelolaan Reproduksi
  1. Perbandingan jantan : betina = 1 : 10
  2. Pada masa bertelur diusahakan agar di dalam sarangnya ditinggalkan satu butir, agar bertelur terus, kalau telur bertumpuk induk cenderung mengerami.
  3. Induk yang mengerami harus diberi makanan yang cukup.
  4. Mengerami telur sebaiknya antara 9 – 11 butir.